Received on 26.02.17:
Today we continued our campaign calling for Death to Duterte.
We sprayed the message “kill Duterte” on the walls and intersections of central Jakarta.
We deliberately targeted the area of the city which houses many national and international media corporations. Although we have no faith in mainstream media, this was a strategic decision in a futile hope that media sources will commit more time and space to exposing Duterte’s genocidal campaign against our friends.
The actions were without interferance, except for 1 rich person in an expensive car who ostensibly felt it was his civic duty to beep his horn at us in disapproval to make us stop. We cannot be silenced and we will continue the campaign!
We thank our friends for the solidarity we have received and send you and our friends in the Phillipines our love.
Death to Duterte!
******
Hari keempat: Anarchists/ Perang Pecandu dipenjara Kampanye di Jalan Jakarta “Panggilan untuk bunuh Duterte”
Kami buat tulisan dengan Pesan “Bunuh Duterte” di wilayah Jakarta Pusat.
Kami melakukan di berapa area pusat kota dimara banyak Perusahaan nasional media dan Internasial.
Meskipun tidak memiliki Keyakiran di Media ini Keputusan Strategi dengan harapan sia-sia bahwa Sumber media melakukan banyak waktui dan ruang Untuk mengekspos Duterte, Kampayne melawan genosidal pada teman kami.
Aksi dimana tanpa kecuali menggangu Seorang kaya-dengan Mobi mahalnya purapura menekan bunyi Klakson kepada kami dengan celaan. Kami tidak akan diam dan akan terus melaku Kan Kampanye ini.
Kami berterima kasih kepada Seluruh teman Kami dapat dan kami kirimkan kepada teman-teman di Philipina yang kami Sayangi “Mati untuk Duterte”!